atau, maafkan aku, maafkan aku,
aku cuma mampu mengecewakanmu—
— hari #51
apa arti kata-kata
bagi lalu lintas yang tergesa-gesa
bagi seluruh yang kabur
bagi segala bayang-bayang
bagi masa depan
yang tidak berhenti datang
bagai banjir bandang
yang tidak berhenti datang
sebagai masa sekarang
yang tidak pernah bisa kita pegang?
tubuh aku tumpukan buku
penuh kata kerja tidak berguna
& api
tidak ada, tidak ada
yang layak diselamatkan
selain kobaran api
& cinta
cinta hanya bisa benci
kepada dirinya sendiri
— hari #59
yang paling langit,
yang paling hujan,
yang paling badai
betapa cemburu
melihat air mata
menutupi matamu
— hari #72
apakah tuhan
menciptakan semua ini
cuma demi melihat mereka mati?
apakah tuhan
menciptakan semua yang ada di surga
agar suatu hari nanti kau memiliki tempat
untuk mencintai lebih dari apa pun—
tanpa dinding,
tanpa kecemasan, tanpa harus
membayangkan layang-layang
seorang ayah yang pulang?
— hari #113
berapa kali kehilangan sudah cukup
berapa kali kehilangan terlalu banyak
berapa kali kehilangan terlalu sedikit?
berapa generasi kematian dibutuhkan
untuk menemukan satu jawaban?
air mata selalu lebih mudah
ditumpahkan daripada dijelaskan
/
kita mungkin belum tahu namanya
namun selepas semua ini ada sesuatu
yang mengerikan di dalam diri kita
akan bertahan lebih lama
melebihi semua nama & keabadian
— hari #243
jarak
(antara hutan & api;
antara kehilangan & kebahagiaan;
antara rumah-rumah yang dihancurkan
bom & rumah tempatku menulis catatan ini;
antara anak-anak tanpa lengan mati kelaparan
& anak kembar kami yang tidur tersenyum
memeluk tas & boneka baru)
adalah waktu
— hari #273
kau mengucapkan perpisahan
seperti menyalakan sekring
di mulutku yang mati lampu
[…]